Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Selamat Hari Puisi Nasional!

Gambar
Jumat, 28 April 2017  Saya baru tau kalau hari ini adalah hari puisi nasional, setelah membaca sebuah postingan official account (oa) di line yang memang khusus berbagi hal berbau sastra khusunya puisi, atau sajak singkat yang kebanyakan berbentuk visual. Sedikit mengulas sejarah, bagaiamana bisa 28 April ditentukan sebagai hari puisi nasional? For your information,  28 April adalah hari wafatnya penyair sehebat Chairil Anwar. Untuk menghormati mendiang dan karya-karya besarnya, maka dijadikanlah 28 April sebagai hari puisi nasional. Disini saya tidak menjelaskan rinci apa itu puisi, bagaimana cara membuatnya, apa saja syaratnya dll. Tidak, saya disini akan menceritakan perkenalan saya dengan si puisi ini hingga lika likunya. Itu telah kita temukan saat pelajaran bahasa Indonesia semasa sekolah dulu, hingga kuliah mungkin. Jadi.. Sejak kecil, saya memang senang menulis. Anak kecil jaman dahulu, biasanya hanya mengenal karya sesederhana cerpen. Dengan memanfaatkan sebua

SEMENTARA

S esekali biarlah langkah pasti yang memimpin E nggan ia dikutuki oleh ragu-ragu yang sepi M eski keputusan akan berpihak sesuai kehendak yang maha memperbaiki E nyah satu persatu rasa ragu N amun detik jam dinding menapak begitu lama T ak bersahabat A kan datang suatu sore bahagia atas sabar R iuh doa menutup setiap malam A min yang selalu dikumandangkan Pontianak, 25 bulan ke-empat 0;35 "Nikmatilah lara, untuk sementara saja" Terinspirasi dari lagu Float-Sementara Yang berkisah tentang sebuah kesabaran, kemudian menguatkan Membangunkan semangat akan mimpi yang 'kan jadi nyata Atas semua kecewa dan putus asa, ini hanya sementara . Float-Sementara "Sementara teduhlah hatiku Tidak lagi jauh Belum saatnya kau jatuh Sementara ingat lagi mimpi Juga janji janji Jangan kau ingkari lagi Percayalah hati lebih dari ini Pernah kita lalui Jangan henti disini Sementara lupakanlah rindu Sadarlah hatiku hanya ada kau

KAU YANG NAMANYA BISA KU TEMUKAN

KAU ADA DAN AKU TULIS Mungkin hanya berbatas senda gurau saja, pada cerah Minggu pagi  Tarikan garis itu membentuk senyum manis. Kemudian berbalas percakapan, bahkan orang kuno saja paham itu penuh basa-basi tanpa makna. Berikutnya ,entah doa apa yang dilayangkan hingga ku membenak untuk bertemu. Kemudian, menemukan tanpa saling mengatakan pun sebuah sapa. Walau akhirnya waktu dini hari yang membuat aku membaca tulisan mu, dan menulis sebatas singkat empat paragraf yang bahkan kau tak temukan namanya. Terimakasih telah menjadi dasar inspirasi. Walau hanya berbuah karangan fiksi.