Catatan Teori Komunikasi II (Tradisi Kritis dan Fenomenologi)
Sebelum membahas mengenai teori, terlebih
dulu sebaiknya kita mengetahui apa itu sebenarnya teori? Bagaimana
pembentukannya?
Teori menurut Turnet (1998) adalah cerita
tentang bagaimana dan mengapa sesuatu itu terjadi. Para ahli biasanya memulai
dengan asumsi menyeluruh, termasuk seluruh bidang sosial yang dibentuk olek
aktivitas manusia, menyatakan landasan kepastian dan proses serta sifat dasar
yang menerangkan pasang surutnya peristiwa dalam proses yang kebih khusus.
(dikutip dari buku Pengantar Komunikasi Massa, Nurudin)
·
Tradisi
Kritis
Dalam artian
luas, kritis terdapat dua maksud, yang pertama ialah keadan gawat atau darurat,
yang kedua sifat tidak mudah percaya dan sangat teliti dalam memilih atau
menentukan keputusan atau membuat pernyataan atau pada saat menilai sesuatu.
Dalam teori
komunikasi beranggapan bahwa Komunikasi Sebagai Hasil dari
Perefleksian Sebuah Wacana.
Tradisi ini berangkat dari asumi teori-teori kritis yang
memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi
dilihat dari sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan
proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah.
Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi
kepentingan kelompok masyarakat yang lemah. Tradisi ini dapat menjelaskan baik
lingkup komunikasi antar personal maupun komunikasi bermedia. Tradisi ini
tampak kental dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi
diharapkan berperan dalam proses transformasi masyarakat yang lemah.
(Dikutip
dari mirayashmine.wordpress.com)
Sesuatu
dapat ditarik benang merahnya dengan menemukan sebab akibatnya, maka dari itu
perlu pengamatan yang kritis untuk menanggapi sesuatu terlebih mengenai
tindakan sosial,khususnya yang menyangkut masyarakat luas.
Tiga hal
penting mengenai Tradisi Kritis
·
Tradisi kritis berupaya memahami system yang
sudah baku yang diterima masyarakat begitu saja.
·
Tradisi ini menunjukkan ketertarikannya untuk
mengemukakan suatu bentuk penindasan sosial dan mengusulkan pengaturan
kekuasaan.
·
Teori dalam tindakan bagaimana berbagai
kepentingan yang saling berbenturan dan menunjukkan cara mengatasi konflik.
(Dikutip dari buku Teori Komunikasi,
Morissan)
·
Tradisi Fenomenologi
Tradisi ini
menitikberatkan pada pengalaman sadar individu, yang nantinya akan berpengaruh
pada individu lain yang anak merasakan efeknya bila diberitahu.
Kata fenomenogi berasal dari kata phenomenon
yang berarti kemunculan suatu objek, peristiwa, atau kondisi dalam persepsi
seorang individu.
(Dikutip dari buku Teori Komunikasi,
Morissan)
Inti tradisi fenomenologi adalah mengamati kehidupan
dalam keseharian dalam suasana yang alamiah. Tradisi fenomenologi dapat
menjelaskan tentang khalayak dalam berinteraksi dengan media. Demikian pula
bagaimana proses yang berlangsung dalam diri khalayak. Beberapa figur penting
disini adalah James Lull, Ien Ang, dan sebagainya. Kajian tentang proses
resepti (reception studies) yang berlangsung
dalam diri khalayak menjadi penting. Maka proses resepsi sangat ditentukan oleh
factor nilai-nilai yang hidup dalam diri khalayak tersebut. Pendekatan
etnografi komunikasi menjadi penting diterapkan dalam tradisi ini. Adapun
varian dari tradisi Fenomonologi ini, adalah:
1.
Fenomonelogi Klasik, dipelopori oleh Edmund Husserl penemu Fenomenologi
Modern Husserl percaya kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan
pengalaman, tapi kita harus bagaimana pengalaman kita bekerja. Dengan kata lain
kesadaran akan pengalaman dari setiap individu.
Contoh:
Bunga seorang karyawan baru di PT.Rajin, ia ditugasi bagian administrasi, dan
bunga dibimbing oleh Bu Rere yang sudah 17 tahun bekerja dibagian administrasi.
2. Fenomenologi
Persepsi, berlawanan dengan Husser yang membatasi
fenomenologi pada objektivitas.
Contoh:
Seorang lulusan ilmu komunikasi bernama Mawar melamar pekerjaan di PT.Oke, tetapi karena
mawar seorang lulusan baru atau Fresh graduate, ia ditempatkan di bagian
costumer service padahal nilainya memuaskan.
3. Fenomenologi
Hermeneutik, aliran ini selalu dihubungkan dengan Martin
Heidegger dengan landasan filosofis yang juga biasa disebut dengan Hermeneutic
of dasein yang berarti suatu “interpretasi untuk menjadi”.
Contoh:
Penafsiran sebuah makna yang ada dalam informasi. Misalnya, pada saat icha
masih anak-anak ia sering melihat orang dewasa mengangguk-angguk, ketika Icha
bertambah usianya, Icha paham bahwa mengangguk-angguk dapat berarti setuju atau
membenarkan suatu pesan yang disampaikan.
(Penjelasan
di kutip dari mirayashmine.wordpress.com)
Sumber:
Morissan.
2013 Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa; Prenadamedia Group
Nurudin,M.Si. 2007 Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta;
Rajagrafindo Persada
Sumber gambar:
http://www.oremhighphotography.com/special-photoshop-assignments1.html
Komentar
Posting Komentar