Cerita Senja


Ada yang menyukai action figure dengan amat sangat, merawatnya setiap waktu luang, bahkan meluangkan waktu demi sekedar mengelap patung-patung kecil itu dengan sungguh-sungguh bahkan berbicara dengan benda mati itu sesekali.
Ada yang menyukai suatu makanan juga dengan amat sangat, menikmatinya setiap hari, belajar memasaknya, hingga mengajak orang mencicipinya, barangkali akan suka, pikirnya

Ada yang menyukai senja, bahkan mencintainya
Menikmati senja adalah jalan pintas terbaik untuk menenangkannya
Mencari sudut terbaik diperkotaan untuk kilaunya
Mengunjungi tempat itu bahkan ingin setiap hari, bila ia tidak harus berkutat dengan buku-buku dan lembar-lembar kerja

Sayangnya, kesempatan hanya datang sesekali
Ia cuma datang dalam hitungan jari
Kadang, jika sedang tidak bernasip baik, waktunya sempat, hanya cuaca yang tak sependapat
Senjanya tertahan datang dengan sebab sesuatu yang tak dapat ia cegat

Tak apa, mungkin esok lagi
dan esoknya lagi, ia bahkan pulang saat malam hari
Sabar, mungkin esoknya lagi
kemudian esok senja datang tetapi ia bahkan terlelap hingga matahari pagi
Begitu seterusnya, terulang lagi.

Hingga suatu siang, ia bertekad mengatur semuanya
Menyelesaikan hal yang terkait lembar kerja
Merencanakan pertemuan dengan saja

Waktu pertemuan itu datang
Sepertinya cuaca sedang tenang
Menyusuri sebuah jalan setapak
Menikmati cahaya yang mulai tampak

Selamat datang kembali,
Sambut senja dengan girang hati

Sudah lama kau tak kemari,
 buanglah segalah gundah hati
 cahaya emas ini cukup kau nikmati
kelak, perlahan seiring berakhirnya hari
ku harap gelisahmu juga ikut terakhiri

Ajak senja berbincang hangat

Kemudian mentari turun dengan anggunnya
Terbiaskan oleh hamparan air sungai
Sesekali numpang lewat beberapa sampan dan penumpangnya
Mengingatkan bahwa ia tak sepenuhnya sendiri dalam abai

Benar saja,
Gelisahnya luntur seiring berakhrinya senja
Menarik napas kemudian menutup mata
Beberapa saat gelap seiring ia membuka mata

Pertunjukkan Senja telah selesai
Gundahnya sedikit-sedikit usai
Saatnya beranjak dari pinggir sungai
Tiba waktunya untuk bercengkrama dengan Sang Pencipta damai




Suatu sore di pinggiran sungai Kapuas, Kota Pontianak

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagai Perspektif Dalam Teori Komunikasi

Catatan Teori Komunikasi II (Tradisi Kritis dan Fenomenologi)

Catatan Teori Komunikasi (Teori Komunikasi Dalam Tradisi Sosiokultural, Retorika, Sibernetika)