Bersatu Dalam Rasa


 Asin,  manis,  pedas, serta macam-macam rasa yang jelas memiliki identitas aroma berbeda tetapi dapat menyatu di lidah mereka dengan latar belakang budaya yang ternyata juga tak sama.
Tanpa memandang siapa, rasa menyatukan yang berbeda. 

Di atas sebuah piring atau disebut juga pinggan di sini, aroma dan rasa memberikan ruang tanpa batas budaya. Kalimantan,  khususnya bagian barat dengan ibukota provinsi Pontianak, memiliki ragam bahan yang membuahkan olahan unik untuk dinikmati. Di Kalimantan Barat, kuliner menjadi salah satu pilihan terbaik untuk berwisata. 

Kopi meski terasa pahit, tetapi tetap menjadi pilihan favorit. Terbukti,tiap sudut kota Khatulistiwa ini diisi dengan warung-warung kopi yang jarang terlihat sepi. Orang-orang mulai dari sekedar berbasa-basi, berdiskusi, berbagi ambisi, hingga merancang visi misi untuk negeri,  sembari menyeduh kopi. Pemandangan ini akrab Pada saat Pontianak masih pagi. Pada beberapa warung kopi disediakan pula panganan pendukung seperti pisang goreng srikaya atau roti isi srikaya.

Pada pinggiran sejumlah jalan, kerap dijumpai penjaja makanan ringan mulai dari yang mendinginkan panasnya siang di Kota Khatulistiwa hingga yang hangat tapi cocok dicuaca kapanpun. Ce hun tiaw menjadi salah satu refrensi yang pas untuk sedikit menyegarkan suasana yang  terik di Kota Pontianak.  Berbagai kalangan bahkan latar belakang suku, budaya dan agama duduk di bawah-bawah tenda hijau menyeruput segarnya Ce Hun Tiaw.

Chai kue menjadi pilihan tepat dengan segala kondisi cuaca. Dewasa ini, varian Chai Kue semakin beragam. Baik yang dimasak dengan cara di goreng, hingga ditambahkan rasa baru seperti lada hitam. Kedua jenis makanan tersebut memang akrab dengan budaya Tionghoa tetapi penggemarnya di Pontianak berasal dari beragam suku, budaya dan agama.

Ragam kuliner Kalimantan Barat, khususnya Pontianak bahkan di angkat dalam sebuah film yang diadopsi dari novel karya Laksmi Simanjuntak, Aruna dan Lidahnya. Pontianak didaulat sebagai salah satu kota pilihan untuk prosesi shooting film yang mengisahkan tentang makanan dan perjalanan ini. Bahkan, Oka Antara yang berperan sebagai Farish memilih Pontianak sebagai kota yang paling berkesan selama proses shooting untuk film Aruna dan Lidahnya, dengan Bakmi Kepiting menu favoritnya.

Bahkan, pesona kuliner di Pontianak memikat lidah seorang Leon yang berkewarganegaraan Jerman. Ia sempat tinggal dan belajar di Pontianak untuk beberapa bulan pada awal tahun 2018. Leon menyebutkan Bubur Paddas dan Lempok ketika ditanya apa makanan favoritnya disini. Dengan Bahasa Indonesia yang lumayan fasih, Leon mengakui perpaduan bahan baku Bubur Paddas yang terdiri dari beragam jenis sayuran serta bumbu rempah itulah yang menghasilkan rasa unik bagi Bubur Paddas.

Ketika dihadapkan pada hidangan, rasa menjadi pokok pikiran. Selama bahan yang digunakan untuk mengolah dapat merangkul seluruh kalangan, maka bersatulah dalam selera.

Rasa memang melintasi segala perbedaan tak hanya suku budaya, bahkan pulau dan benua.

Komentar

  1. Playtech casino - Kongpintar
    The number of players who play online casino casino at your location is huge. This online casino offers a 바카라 variety of slots, poker, 바카라사이트 blackjack and many kadangpintar other

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagai Perspektif Dalam Teori Komunikasi

Catatan Teori Komunikasi (Teori Komunikasi Dalam Tradisi Sosiokultural, Retorika, Sibernetika)

Sosok yang Tersembunyi